
Pukul tujuh pagi. Hawa udara menghangat. Suara gonggongan anjing bersahutan. Ada yang bersuara besar, ada yang bersuara kecil sesuai jenis dan ukuran tubuhnya. Bersama pemiliknya, beraneka hewan peliharaan dibawa ke halaman belakang kompleks Gereja Santa Teresia Bongsari, Semarang, 5 Oktober 2024. Tampak drh. Theresia Anna Ekawati dari Griya Satwa Lestari dan timnya memeriksa kesehatan hewan-hewan tersebut. Secara bergiliran, setelah diperiksa, hewan-hewan itu diberi vaksin.
Itu adalah gambaran sebelum Ibadat Pemberkatan Flora dan Fauna dalam rangka Pesta Santo Fransiskus Assisi dan penutupan Musim Penciptaan 2024.
Pastor Gereja St Teresia Bongsari, Romo Eduardus Didik Chahyono, SJ menyampaikan, ibadat Pemberkatan Flora dan Fauna diselenggarakan setiap tahun. “Kegiatan ini diinspirasi oleh hidup Santo Fransiskus Assisi yang dikenal sebagai sosok pencinta damai dan juga yang sangat memiliki relasi intim dengan alam semesta, dengan ciptaan-ciptaan Tuhan, dengan tumbuh-tumbuhan, dan juga dengan hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Fransiskus Assisi menyebut ciptaan-ciptaan Tuhan yang lain: pohon dan hewan-hewan sebagai saudari-saudara,” katanya kepada awak media.
Ibadat pemberkatan dipimpin oleh Romo Eduardus Didik Chahyono, SJ dan Romo Clemens Budiarta, SJ. Romo Didik mengajak umat untuk menyadari bahwa Tuhan menciptakan kita tidak sendiri. “Tuhan menciptakan manusia di dunia ini bersama dengan makhluk, ciptaan-ciptaan yang lain, ada tumbuh-tumbuhan dan juga ada hewan. Tuhan menciptakan mereka sebagai teman untuk kita, sebagai saudari-saudara untuk kita,” katanya.
Melalui ibadat tersebut, Romo Didik berharap, masyarakat dan kita semua semakin bijak dan juga semakin mencintai flora dan fauna yang ada di sekitar kita. “Kita diajak untuk menjaga tumbuh-tumbuhan di sekitar kita supaya mereka bisa tumbuh dengan baik dan juga bisa membantu kehidupan kita, termasuk juga relasi baik kita dengan hewan-hewan yang ada di sekitar kita,” katanya.
Di penghujung ibadat, hewan-hewan pun diberkati dengan pemercikan air.
Tak hanya dihadiri oleh umat Paroki Bongsari, acara tersebut pun dihadiri umat dari paroki-paroki lain dengan membawa hewan-hewan kesayangan mereka.
Di tempat pemeriksaan kesehatan, drh. Theresia Anna Ekawati mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan secara umum. “Dari moncongnya sampai ke ekor, apakah ada gangguan mulai mata, mulut, telinga, kemudian organ dalam kita cek dengan stetoskop juga, kita pegang apakah ada masalah, dan kita tanyakan pada yang punya apakah ada keluhan apa tidak,” kata drh. Anna. Kasus kesehatan yang kerap ditemuinya adalah keluhan seperti adanya jamur di telinga dan infeksi kelenjar anal.
Untuk menjaga kesehatan hewan kesayangan, drh Anna pun berpesan supaya pemilik bertanggung jawab penuh pada kesehatan hewan peliharaannya. “Yang pasti pada saat kita sudah mulai memelihara berarti tanggungjawab hidup-matinya hewan itu ada pada pemiliknya. Jadi mulai dari makanannya, pemeliharaannya, itu tanggungjawabnya pemilik,” katanya.
Jadi, supaya hewan kita sehat ya harus sering dicek. Kemudian rutin divaksinasi, setahun sekali kalau pada anjing kecil. Kemudian rutin diberikan obat cacing sama obat kutu. Jadi kesehatan hewan ya tetap tergantung di tangan kita.
Selain ibadat pemberkatan, pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksin, acara hari itu juga diisi dengan atraksi anjing K-9 dari Polda Jateng.