
HARI MINGGU BIASA XVI
21 Juli 2024
Bacaan I : Yer 23: 1-6
Bacaan II : Ef 2: 13-18
Bacaan Injil : Mrk 6: 30-34
Hendaknya saling memelihara iman
Umumnya komunitas Kristen Indonesia ada dalam kehidupan diaspora. Sedikit dan tersebar, jauh dari keadaan nyaman. Karena sedikit dan terpencar-pencar, ini menjadi kesulitan tersendiri bagi pastoral para romo. Apakah kemudian iman tidak terpelihara? Tidak. Keadaan menuntut partisipasi awam untuk saling ‘ngopeni’ memelihara iman sesama. Saling menggembalakan. Banyak sekali di lingkungan pedesaan, sesepuh atau orang muda yang imannya justru tidak diragukan dan menjadi peneguh komunitas iman di area tersebut. Orang-orang itu biasanya merangkap aneka tugas: ya guru agama, ya ketua lingkungan, ya prodiakon.
Sebagai seorang romo, pastor, gembala, saya juga bersyukur boleh bekerjasama dengan para awam yang hidup di daerah terpencil sebagai minoritas, namun selalu merengkuh saudara-saudara seiman yang tidak seberapa jumlahnya, untuk teguh dalam peziarahan hidup. Stasi, wilayah, atau lingkungan terlihat seperti kawanan kecil yang berada di tengah-tengah kawanan lain yang jauh lebih besar, namun mereka merasa nyaman dan aman karena di antara mereka ada yang ‘ngesuhi’, menyatukan, merengkuh, dan memberi kekuatan.
Berikut firman Allah: “Ketika mendarat, dan melihat jumlah orang yang begitu banyak, tergeraklah hati Yesus oleh belaskasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka”. (Mrk 6: 34). Tentang gembala dan tokoh umat yang saya ceritakan di atas, saya ingin memberi kesaksian bahwa mereka bukanlah orang-orang yang dari awalnya istimewa. Bahkan seringkali hanya karena keadaan yang menuntut mereka untuk menjadi seperti itu. Namun Tuhan melengkapi mereka dengan kuasa-Nya. Sehingga mereka layak untuk menjadi gembala. Dan orang mempercayakan pertumbuhan imannya kepada orang-orang terpanggil itu.
Setiap orang dipanggil untuk menggembalakan/mendampingi/menemani saudara-saudari lain dalam menumbuhkan iman. Ini bukanlah soal keahlian, melainkan kerelaan diri untuk menemani, berbagi cerita, berkisah tentang kehadiran Allah, mendoakan, dan sebagainya. Ketika kita rela, Tuhan melengkapinya dengan kekuatan-Nya. “Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai; kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman Tuhan”. (Yer 23: 2). Jadilah gembala yang baik. Jangan berhenti pada kepentingan diri, tetapi berikan diri untuk penggembalaan bagi domba-domba lain.
F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr