
HARI MINGGU BIASA II
14 Januari 2024
Bacaan I : 1 Sam 3: 3b-10.19
Bacaan II : 1 Kor 6: 13c – 15a, 17-20
Bacaan Injil : Yoh 1: 35-42
Dengar Dia panggil nama saya, dengar Dia panggil namamu
Di sebuah retret para imam tahun kemarin, saya berjumpa dengan seorang imam berbangsa Indonesia, namun menetap dan menjadi imam di Amerika Serikat. Dia menceritakan kisahnya bagaimana dia akhirnya memutuskan untuk menjadi imam di negeri orang. Awalnya dia ke Amerika karena ingin sekolah bisnis. Namun dalam perjalanan kuliahnya, ia tertarik untuk menyeriusi panggilan hidup yang dirasakannya. Rupa-rupanya Allah membelokkan rencana pribadinya untuk memenuhi rencana-Nya. Jadilah dia imam di negeri Paman Sam. Katanya, mungkin lebih dari 10 imam Indonesia yang mengalami panggilan yang mirip dengan dia di Amerika sekarang ini.
Sekarang marilah kita perhatikan kisah Samuel. Samuel adalah seorang anak, yang sederhana, suka tidur di rumah ibadat, dan menjadi penghiburan bagi imam Eli. Ia mendengar panggilan, tetapi tidak tahu suara siapa, dan mesti bagaimana. Berkali-kali ia mendengar panggilan dan ia ingin menanggapinya, tetapi tidak tahu bagaimana. Sampai akhirnya nasihat imam Eli diturutinya. Ketika Tuhan memanggilnya, ia menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar” (1 Sam 3: 10). Kehendak baik untuk menanggapi panggilan Tuhan dipelihara oleh Samuel dalam perjalanan hidupnya. “Dan Samuel makin besar dan Tuhan menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur” (1 Sam 3: 19). Samuel, anak muda yang berani membuka hati untuk mendengarkan panggilan Tuhan.
Perhatikanlah pula panggilan para murid Yesus. Mereka mulanya adalah murid Yohanes Pembaptis. Yohanes pembaptis sendiri adalah orang yang terbuka hatinya pada kehendak Allah yang menempatkan dia sebagai pribadi yang menyiapkan jalan bagi kehadiran Sang Mesias. Maka, begitu berjumpa dengan Yesus, tanpa keraguan ia mengajak kedua muridnya untuk mengikuti Dia. “Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah”. Kedua murid itu mendengar apa yag dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.” (Yoh 1: 35-37). Inilah contoh orang muda lain yang peka pada panggilan Allah.
Beranikah kita setiap kali bertanya kepada Tuhan, Tuhan Engkau menghendaki saya menjadi apa? Mungkin menjadi imam-Nya, bruder, atau suster. Mungkin pula menjadi awam dengan passion tertentu. Intinya, melalui panggilan yang kita hidupi, kita menjadi bahagia. Ukurannya: menjadi kemuliaan Allah dan berkat keselamatan bagi sesama.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr