
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dikatakan Paulus kepada orang-orang terkemuka bangsa Yahudi “Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.”
Perbuatan baik yang dilakukan (termasuk juga mewartakan kasih Allah) tidak selamanya berbuah manis. Paulus mengalami bahwa orang-orang sebangsanya justru yang menyulitkan/ribut/memenjarakan dia.
Hendaknya kita menyiapkan diri, mental, dan perasaan agar siap dan rela dalam menghadapi kepahitan itu.
Dua, dicatat oleh penginjil: “Ketika melihat murid itu, Petrus bertanya kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus: “Jika Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”
Yesus menegur Petrus yang ingin tahu, usil, sibuk mengurusi “kehidupan atau nasib orang lain” sedangkan dirinya sendiri belum beres. Hendaknya kita pun “mengurus diri sendiri dulu (= mawas diri dan bertobat) baru mengurus kehidupan atau pertobatan orang lain. Amin.
Mgr Nico Adi MSC