
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Lukas – sang penulis Kisah Para Rasul – menyapa Theofilus (= sahabat/orang dekat/penatua Jemaat pada saat itu). Inilah isi sapaan yg amat penting itu: “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat (ke surga).
Banyak hal tentang Yesus disampaikan kepada Theofilus. Artinya dia adalah orang kepercayaan dan bisa diandalkan. Pada masa sekarang pun orang-orang kepercayaan yang bisa diandalkan tetap dibutuhkan dan dicari. Semoga orang itu adalah kita.
Dua, penulis surat Ibrani menegaskan bahwa Kristus masuk ke tempat kudus atau ke sorga untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita”.
Betapa bahagianya kita bahwa Guru dan Gembala kita telah memikirkan dan melakukan persiapan besar bagi kita. Hidup kita setelah semua yang ada di dunia berakhir, terjamin di surga. Semua itu karena jasa maha dahsyat dari Yesus Tuhan kita. Maka, layaklah kita bersyukur dan berjuang agar “anugerah itu tidak hilang karena kesalahan kita”. Semoga kita pun peduli dan mau menyiapkan kehidupan yang lebih baik bagi sesama kita.
Tiga, Lukas memberikan kesaksian: “Yesus membawa mereka ke luar kota, di dekat Betania. Lalu, Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga”.
Sebelas rasul adalah para saksi hidup akan peristiwa kenaikan Yesus ke surga. Kesaksian itu telah teruji selama ribuan tahun hingga hari ini. Maka, cerita-cerita lain yang menyimpang dari kesaksian itu, apalagi yang muncul dalam beberapa tahun terakhir ini, semuanya adalah hoaks. Cerita atau kesaksian itu wajib ditolak. Amin.
Mgr Nico Adi MSC