Renungan Harian 5 April 2022

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, dikisahkan: Israel marah dan kesal kepada Allah dan Musa, atas situasi dan hidup yang amat sulit, makan dan minum pun tidak terjamin. Lalu muncullah ular-ular tedung yang memagut mereka, sehingga banyak dari mereka yang mati. Kemudian datanglah mereka ke Musa dan minta maaf. Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu, dan atas perintah Tuhan dibuatlah ular tembaga. Setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”

Diyakini oleh bangsa itu bahwa bila mereka bersalah, mereka mendapatkan hukuman. Sebaliknya bila taat, mereka mendapat berkat. Ternyata, keyakinan seperti ini tetap hidup di masyarakat kita hingga hari ini.

Syukurlah bahwa dalam Kristus, kita percaya bahwa Allah kita adalah Bapa yang maharahim. Allah berkenan mengampuni dosa umat-Nya. Kristus datang untuk menyelamatkan orang-orang yang berdosa. Mereka dipanggil untuk bertobat, dan bukan untuk dibinasakan.

Dua, Yesus bersabda: “Apabila kamu telah meninggikan (= menyalibkan) Anak Manusia (= Diri Yesus sendiri) barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia (= Anak Allah yang diutus Bapa).

Dengan pernyataan itu, Yesus sadar bahwa salib adalah resiko yang akan Dia pikul. Dia harus melewati tahap sengsara dan mati di kayu salib untuk penebusan umat manusia dan menuju kemuliaan-Nya. Semoga bagi kita pun salib bukan lagi dipandang sebagai hukuman tetapi tahap pemurnian untuk menuju kebahagiaan bersama Bapa surgawi. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *