
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dikisahkan bahwa setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf daripada mereka, bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Kebencian itu muncul dari perasaan iri, yang diberi angin dan dipompa oleh lingkungan (= saudara-saudaranya), sehingga melahirkan tindakan-tindakan yang merusakkan/menghilangkan kasih dan persaudaraan.
Sifat iri hati, benci dan ingin balas dendam bisa dikontrol dan menjadi motivasi untuk makin sabar, setia dan suci dalam hidup.
Dua, dengan menggunakam perumpaan, Yesus berkata: “Para penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu”.
Gila/rakus harta, membuat para pekerja itu lupa diri dan nekad membunuh para utusan dan ahli waris tuannya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka ada pekerja, bukan pemilik kebun itu.
Kita pada masa prapaskah ini, diajak untuk menghormati hak milik orang lain, dan turut menciptakan ketenangan dan mempromosikan gerakan anti kekerasan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC