
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus, St Thomas Aquino, imam dan pujangga Gereja. Dia lahir di Aquino, Italia pada tahun 1225 yang berasal dari keluarga bangsawan yang kaya raya. Pandangan-pandangannya dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Aristoteles.
Dia bercita-cita untuk masuk biara Dominikan tetapi orangtuanya melarangnya bahkan memenjarakan dia. Akhirnya jalan menuju imamat terbuka, dan dia ditahiskan sebagai imam tahun 1250. Dia dikenal sebagai pujangga Gereja yang terkenal pada saat itu. Tulisan-tulisannya menjadi harta kekayaan Gereja hingga saat ini. Dia digelari “Doctor Angelicus” (Doktor Malaikat). Beliau meninggal pada tahun 1274.
Dalam Keb 7: 7-10.15-16 dikisahkan: “Aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.
Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa. Aku lebih suka memiliki dia daripada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya.
Semoga Allah memberi aku (kekuatan untuk) berbicara sesuai dengan kehendak-Nya, dan memikirkan apa yang berpatutan dengan segala pemberian-Nya. Sebab Ia sendirilah penuntun kebijaksanaan dan juga pemimpin para bijak. Memang baik kita sendiri maupun perkataan kita, juga pengertian dan segenap kepandaian ada di tangan Allah.
Matius dalam injilnya (Mat 23: 8-12) mewartakan Yesus mengajar murid-murid-Nya: “Janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Thomas Aquino adalah orang yang cerdas, guru besar Universitas Paris, pujangga Gereja yang terkenal, pandangan-pandangannya tetap menjadi harta kekayaan Gereja hingga saat ini.
Tuhan memang “membutuhkan” atau “memakai” orang-orang cerdas untuk mewartakan kabar sikacita bagi manusia. Namun yang lebih dibutuhkan adalah orang yang bijaksana dan yang mengutamakan Dia. Seperti yang terungkap pada ayat ini: “Aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.”
Dua, sabda Yesus kepada para murid-Nya: “Janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara”.
a. Tuhan menjadikan mereka atau kita saudara bukan karena hubungan darah, satu suku, satu bahasa, tetapi karena iman, harapan dan kasih kepada-Nya.
b. Sebagai saudara, ditegaskan bahwa tidak ada lagi persaingan atau iri hati atas jabatan, popularitas, keberhasilan atau hal-hal lahiriah lainnya di antara mereka atau kita. Sebaliknya hendaknya mereka saling membantu, mengarahkan dan membahagiakan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC