Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi Peringatan Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan Campus Ministry Unika Soegijapranata dan seniman-budayawan serta kaum muda lintas iman di pelataran Pastoran Johannes Maria Unika Soegijapranata Semarang, 1 Juni 2021.
“Hari ini tanggal 1 Juni, saya kira menjadi sebuah hal yang harus kita kenang bahwa Pancasila dicetuskan pada saat itu di dalam sebuah sidang BPUPKI oleh pendiri bangsa kita ini, salah satunya Bung Karno,” kata lelaki yang biasa disapa Hendy itu.
Dan kemudian Presiden Joko Widodo, lanjutnya, melalui Keputusan Presiden Tahun 2016, menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.
Terkait dengan banyaknya acara yang digelar masyarakat untuk memperingati hari lahir Pancasila, Hendy melihat semua itu merupakan komitmen yang besar dari seluruh warga bangsa. “Kita ini mesti bersyukur bahwa pendiri-pendiri bangsa kita ini ternyata sudah memikirkan jauh ke depan untuk sebuah kemajuan negara yang namanya NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Hendy pun mengajak audiens untuk membayangkan Indonesia dulu yang persoalannya hampir sama dengan kondisi hari-hari ini.
Meski terdiri dari beberapa agama dan suku, menurutnya, waktu itu pendiri bangsa tidak kemudian menetapkan NKRI menjadi sebuah negara yang paham atau ideologinya berdasar agama atau ideologi tertentu, tetapi justru merumuskan Pancasila.
“Mulai dari sila ke-1, Ketuhanan yang mahaesa. Urusan agama dilindungi negara. Sing penting pada rukun. Pada saling menghormati agama yang berbeda. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tenggang rasanya, toleransi, menghargainya. Persatuan Indonesia. Kita wajib untuk bisa terus ada bareng-bareng di dalam NKRI. Kerakyatan yang dipimpin dan seterusnya. Musyawarah mufakat untuk bisa menghasilkan keputusan, daripada gelutan, menang kalah berdasarkan bithing, tapi musyawarah mufakat itu. Itu sudah dipikirkan pemimpin zaman dahulu. Termasuk keadilan sosial, bagaimana kita bisa saling membantu, apalagi hari ini lagi pandemi Covid,” imbuhnya.
Menurutnya, Indonesia akan menjadi negara yang paling disegani di dunia karena warganya sudah mempunyai ciri-ciri tersebut. “Satu dengan yang lainnya saling dukung mendukung, saling support, saling menghargai perbedaan. Jadi perbedaannya bukan menjadi sebuah perpecahan, tapi kekuatan. Maka, di dalam sebuah peringatan hari lahir Pancasila, kalau saya boleh sharing, kalau saya boleh menyampaikan sebuah pandangan kepada para sahabat peradaban kasih, mari kita kemudian sudah tidak memikirkan lagi yang namanya perbedaan-perbedaan ini sebagai konteks menuju perpecahan,” ujarnya.
Menurutnya, kalau perpecahan itu terjadi, kita akan menangis meratapi karena perbedaan itu menjadi sebuah perpecahan. “Dan hanya bisa bercerita kepada anak cucu kita, dulu ada negara yang namanya Indonesia. Ngenes opo ora?” ungkapnya.
Hendy pun mengajak audiens supaya berfokus untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai bidang masing-masing. Tokoh agama diharapkan untuk menyiarkan agamanya, kebajikannya, dan memberi warna kasih kepada jemaatnya. Yang mahasiswa tetap belajar. “Tapi semuanya harus diwarnai dengan semangat yang happy bahwa kita sama-sama satu saudara,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia akan menjadi sebuah negara adidaya dengan catatan ekonominya harus tumbuh. Yang kedua, anak mudanya harus kompetitif. Menurutnya, tahun 2025-2030 terjadi bonus demografi di Indonesia. “Anak mudanya banyak, usia produktifnya lebih banyak daripada usia yang tidak produktif. Jadi potensinya itu ada,” katanya. Yang ketiga, kebebasan demokrasi dimaknai dengan penuh tanggung jawab.